Wajah Tak bertuan

Di sudut kota, di antara debu dan bayang,
tersembunyi wajah-wajah yang tak bertuan.
Mereka tak punya nama, tak punya suara,
hanyut dalam arus waktu yang tak berujung.


Matanya kosong, memantulkan langit kelam,
seperti cermin retak yang kehilangan cahaya.
Kulitnya mengering, terik matahari membakar,
menyisakan cerita yang tak pernah terucap.


Kaki-kaki mereka menapak tanpa arah,
di jalanan yang tak pernah mengenal belas.
Setiap langkah adalah pertanyaan,
setiap napas adalah doa yang tak terjawab.


Wajah-wajah itu adalah kita,
dalam diam, dalam sunyi yang terabaikan.
Mereka adalah bayangan dari jiwa yang terluka,
dari hati yang merindukan tempat berpijak.


Di mana rumah bagi yang tak bertuan?
Di mana pelukan bagi yang terlupakan?
Mungkin jawabannya ada di antara kita,
dalam kepedulian yang mulai pudar.


Wajah tak bertuan,
engkau adalah cermin dari dunia yang lupa,
dari kemanusiaan yang perlahan hilang.
Mari kita berhenti sejenak,
dan memberimu nama.

Posting Komentar

0 Komentar