Bumi Pertiwi merintih sendu,
bukan hanya alam yang pilu,
tapi pemimpin duduk di tahta,
tanpa peduli rakyat jelata.
bukan hanya alam yang pilu,
tapi pemimpin duduk di tahta,
tanpa peduli rakyat jelata.
Janji manis terucap megah,
namun realita penuh resah,
kebijakan datang silih berganti,
tapi rakyat tetap tak pasti.
Harga melambung, perut menggigit,
tangan menadah, harapan sempit,
suara jerit tak pernah didengar,
hanya janji yang terus bersandar.
Mereka sibuk menghitung harta,
sementara rakyat berjuang sendiri,
keadilan jadi barang langka,
hukum tajam bagi yang lemah hati.
Bumi Pertiwi terus menangis,
bukan karena hujan atau gerimis,
tapi karena pemimpin tertutup mata,
tak peduli pada derita bangsa.
Bangkitlah suara, bangkitlah jiwa,
jangan biarkan negeri merana,
rakyat bersatu, tak lagi bisu,
agar Pertiwi tak terus sendu.
0 Komentar