Haii....aku mau sharing aja sih suka duka hubungan LDR itu seperti apa meskipun pada akhirnya takdir berkata lain. tapi percayalah banyak kok pasangan yang sukses meskipun hubungan mereka LDRan. Kalo perceraian itu memang sudah jalannya. kali ini aku hanya mau share pengalaman aku LDR ya.
Jika ada yang bilang LDR itu mudah, bisa dipastikan dia bohong besar. Aku pernah menjalaninya, dan yang aku rasakan adalah roller coaster emosional yang tiada habisnya. Tapi percayalah, di balik segala kesulitan itu, ada banyak pelajaran berharga yang bisa diambil.
Jadi, aku dan pasangan ku bertemu berkat perkenalan seorang teman. Awalnya, kami hanya bersahabat. Pertemanan kami berkembang begitu alami, hingga tanpa sadar perasaan kami tumbuh lebih dalam. Saat itu, dia tinggal di Jepang, sedangkan aku di Jakarta. Jarak yang memisahkan kami tidak menjadi penghalang, malah membuat kami semakin dekat. Setelah beberapa waktu, kami memutuskan untuk berpacaran, meskipun tahu bahwa hubungan ini akan penuh tantangan karena LDR.
Salah satu hal pertama yang kami sadari adalah pentingnya komunikasi. Ini mungkin terdengar klise, tapi komunikasi memang kuncinya. Setiap hari, sepulang kerja, kami selalu menyempatkan diri untuk berbicara. Kami menetapkan waktu tertentu untuk video call, saat itu masih melalu yaho massger dan tentu aku harus ke warnet dong. dan itu jadi momen yang paling dinantikan setiap hari. Tidak harus selalu lama, yang penting konsisten. Mulai dari cerita tentang aktivitas harian kami, keluhan kecil, sampai rencana-rencana ke depan semua dibicarakan. hal yang remeh dan recehpun diobrolin.
Setelah beberapa tahun berpacaran dan menjalani LDR, kami akhirnya menikah. Namun, pernikahan tidak serta merta mengakhiri LDR kami. Dia sering ditugaskan ke luar pulau untuk pekerjaannya, dan kami tetap harus menjalani hubungan jarak jauh meskipun telah menikah. Hampir 20 tahun, kami terus menghadapi LDR ini, dan kami belajar banyak hal untuk menjaga cinta tetap utuh.
Salah satu hal yang kami lakukan adalah membuat jadwal rutin untuk berkomunikasi. Tidak harus selalu lama, yang penting konsisten. Misalnya, setiap malam sebelum tidur, kami akan menelepon dan berbagi cerita tentang kegiatan sehari-hari. Terkadang, percakapan kami hanya tentang hal-hal sepele, seperti apa yang kami makan untuk makan malam atau bagaimana cuaca hari itu. Namun, di balik semua obrolan ringan itu, ada perasaan nyaman yang terbangun, perasaan bahwa meskipun jarak memisahkan, kami tetap hadir untuk satu sama lain.
Ada satu hal yang kami lakukan yang ternyata sangat membantu, yaitu menonton film atau serial TV yang sama. Setelah menontonnya, kami akan mendiskusikan setiap episodenya. Terdengar sepele, tapi aktivitas ini membantu kami merasa lebih dekat. Rasanya seperti kami sedang menonton bersama di sofa yang sama, padahal jarak memisahkan.
Kami juga sering mengirim kejutan kecil, seperti kartu ucapan atau hadiah sederhana. Kadang, aku mengirimkan pesan lucu dan mengodanya dan dia mengirimkan buku yang ingin aku baca. Hal-hal kecil seperti ini membuat kami merasa lebih diperhatikan dan dihargai.
Tentunya, tidak semua berjalan mulus. Ada kalanya rasa rindu begitu kuat hingga terasa menyakitkan. Pada saat-saat seperti itu, penting untuk tetap bersabar dan saling mengingatkan mengapa kami memilih untuk bertahan. Ingat bahwa hubungan yang kuat tidak dibangun dalam semalam. Butuh usaha dan komitmen dari kedua belah pihak.
Kepercayaan juga menjadi faktor penting dalam menjaga hubungan LDR tetap utuh. Membangun dan menjaga rasa percaya itu memang tidak mudah. Tapi kami berusaha untuk selalu jujur dan terbuka satu sama lain. Jika ada masalah atau kekhawatiran, kami berusaha untuk membicarakannya dengan kepala dingin. Kepercayaan adalah landasan dari segala keputusan yang kami buat dalam hubungan ini.
Satu lagi yang penting adalah memberi ruang bagi satu sama lain. Meskipun kami ingin selalu terhubung, kami juga menyadari pentingnya memberikan waktu untuk diri sendiri. Setiap orang membutuhkan ruang pribadi untuk berkembang dan mengejar impian mereka. Dengan saling memberi ruang, kami tidak hanya menghormati kebebasan satu sama lain, tetapi juga memperkuat rasa percaya dan penghargaan.
Perjalanan ini memang tidak mudah, tapi dari setiap tantangan, kami belajar untuk menjadi lebih kuat. Setiap kali kami berhasil melewati hambatan, kami semakin yakin bahwa hubungan kami tidak hanya dibangun atas dasar cinta, tetapi juga komitmen dan kepercayaan yang kokoh. Kami belajar untuk menghargai setiap momen bersama, bahkan jika itu hanya melalui layar kaca.
Pada akhirnya, kami belajar bahwa cinta sejati bukanlah tentang selalu berada di samping satu sama lain, tetapi tentang selalu ada di hati satu sama lain, tidak peduli sejauh apapun jarak memisahkan.
Jadi, bagi kalian yang sedang menjalani LDR, ingatlah bahwa cinta sejati tidak pernah mudah, tetapi selalu layak untuk diperjuangkan. Jangan pernah ragu untuk berusaha, karena di balik setiap rintangan, ada kebahagiaan yang menanti untuk ditemukan.
Semoga cerita ini bisa memberikan inspirasi dan semangat bagi mereka yang sedang menjalani LDR. Ingatlah bahwa setiap hubungan membutuhkan usaha dan komitmen, tetapi dengan cinta yang tulus, segala tantangan bisa dihadapi. Dan harus dari kedua belah pihak begitu juga kesetiaan.
Kepercayaan, kesetiaan dan komunikasi itu pondasi utama untuk hubungan jarak jauh.
0 Komentar