Aku duduk di sudut kamar, memandang langit-langit yang seolah semakin mendekat. Dada ini terasa sesak, seperti ada beban berat yang menekan tanpa ampun. Setiap pergantian tahun, ujian hidup selalu datang mengintai. Aku merasa lemah, sangat lemah. Tidak tahu lagi harus ke mana mengadu. Air mataku seakan sudah kering, tak lagi mampu mengalir. Yang tersisa hanyalah diam. Diam yang menyakitkan.
Awal Ramadhan ini, semua orang terlihat bersuka cita. Mereka menyambut bulan penuh berkah dengan senyuman lebar dan harapan yang menggebu. Tapi aku? Aku hanya bisa duduk di sini, memandang langit-langit yang sama. Hatiku berbisik, "Bolehkah aku meminta, ya Allah? Bolehkah aku memohon?"
Aku lelah. Sangat lelah. Setiap hari aku berusaha kuat untuk anakku, tapi rasanya tenagaku semakin habis. Aku hanya ingin keajaiban-Mu, ya Allah. Limpahkan rezeki untukku dan anakku. Ampuni dosa-dosaku yang tak terhitung. Berikan aku kekuatan untuk bertahan, karena aku sudah tidak tahu lagi harus bagaimana.
Hari ini, aku menerima kabar yang selama ini kutakuti: pekerjaanku di tempat ini akan segera berakhir. Meski sudah kuduga, tetap saja rasanya seperti dipukul palu godam. Aku harus kuat, aku tahu itu. Tapi bagaimana caranya? Aku sudah mengikuti beberapa interview, tapi belum ada kabar lagi. Setiap hari aku mengecek telepon, berharap ada panggilan atau email yang membawa kabar baik. Tapi yang ada hanya keheningan.
Rasa cemas itu selalu datang setiap tahun, seolah menjadi teman setia yang tak pernah absen. Aku mencoba untuk tidak terlalu memikirkannya, tapi semakin kucoba mengusir, semakin kuat ia menghantui. Aku ingin memohon keajaiban-Mu, ya Allah. Kuatkan aku. Berikan aku ketenangan dalam menghadapi semua ini.
Malam ini, aku duduk di depan jendela. Langit gelap, tapi bintang-bintang masih setia menemani. Aku menengadahkan tangan, berdoa dengan suara yang hampir tak terdengar.
"Ya Allah, aku tahu Engkau selalu mendengar. Aku tahu Engkau selalu ada. Tapi kenapa aku merasa begitu sendirian? Kenapa aku merasa seperti Engkau begitu jauh? Aku lelah, ya Allah. Aku lelah dengan semua ini. Tapi aku tidak punya pilihan lain. Aku harus kuat, untuk anakku. Tolonglah aku, ya Allah. Berikan aku kekuatan. Berikan aku jalan keluar."
Aku menangis dalam doaku. Tangisan yang selama ini kutahan, akhirnya keluar juga. Aku merasa seperti bayi yang tak berdaya, merindukan pelukan hangat dari Sang Pencipta. Aku tahu, mungkin ini adalah ujian dari-Mu, ya Allah. Tapi tolong, jangan biarkan aku jatuh. Berikan aku kekuatan untuk melewati semua ini.
Pagi hari, aku bangun dengan perasaan yang sedikit lebih ringan. Mungkin karena semalam aku sudah menangis, atau mungkin karena doaku telah sampai ke langit. Aku tidak tahu. Tapi aku merasa ada sedikit harapan yang muncul di hati ini.
Aku melihat anakku masih tertidur pulas. Wajahnya yang polos membuatku tersenyum. Dialah alasan aku masih bisa bertahan. Dialah alasan aku masih bisa bangun setiap pagi. Aku berjanji pada diriku sendiri, aku akan melakukan apapun untuknya. Aku akan berusaha sekuat tenaga untuk memberinya kehidupan yang layak.
Aku memulai hari dengan shalat Subuh. Aku berdoa lagi, memohon kekuatan dan petunjuk dari-Nya. Aku tahu, mungkin jalan ini masih panjang dan berat. Tapi aku percaya, di balik semua ujian ini, ada rencana-Mu yang indah. Aku hanya perlu bertahan, ya Allah. Berikan aku kesabaran, berikan aku kekuatan.
Aku mulai mencari pekerjaan sampingan, sesuatu yang bisa kulakukan dari rumah sambil menjaga anakku. Aku juga mulai lebih rajin beribadah, mencoba untuk lebih dekat dengan-Nya. Aku tahu, mungkin ini adalah cara-Nya mengujiku, tapi aku juga percaya, ini adalah cara-Nya menguatkanku.
Malam ini, aku duduk lagi di depan jendela. Tapi kali ini, perasaannya berbeda. Aku masih merasa lelah, tapi ada sedikit cahaya yang muncul di hati ini. Aku tahu, mungkin jalan ini masih panjang. Tapi aku percaya, selama aku terus berusaha dan berdoa, Allah akan membimbingku.
Aku berbisik pelan, "Terima kasih, ya Allah. Terima kasih atas semua pertolongan-Mu. Aku tahu, Engkau selalu mendengar. Aku tahu, Engkau selalu ada. Berikan aku kekuatan untuk terus bertahan. Berikan aku kesabaran untuk melewati semua ini."
Dan di dalam hati, aku yakin, jawaban-Mu akan datang. Mungkin tidak sekarang, tapi suatu saat nanti. Aku akan terus berdoa. Aku akan terus berusaha. Karena aku percaya, keajaiban-Mu tidak pernah terlambat.
0 Komentar