Dalam diam, aku terjebak,
di antara bayang dan kenang yang tak jua retak.
Langkah-langkahku menggema sendiri,
menyusuri lorong sunyi yang tak berhenti.
Sunyi bukan sekadar sepi,
ia bisik yang menggoda hati,
merangkak masuk lewat celah rindu,
mengikatku, tak mampu berlalu.
Kubiarkan malam menelanku perlahan,
dalam dekap luka yang tak tampak di pandangan.
Tak ada tangis, hanya dada yang sesak,
oleh kata-kata yang tak pernah kau ucap.
Aku mencintai keheningan, tapi ini berbeda,
sunyi ini menjelma jerat tak bernyawa.
Menggantung harap di antara angan,
menuliskan pilu dalam diam yang tak tertahan.
di balik jerat ini ada ruang untuk lepas,
saat aku tak lagi melawan,
melainkan menerima dan membebaskan.
0 Komentar